BOGOR – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk menggenjot sektor pertanian. Seruan ini disampaikan dengan merujuk pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyoroti peran krusial sektor pertanian dalam perekonomian daerah.
Data BPS menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Bogor bukan hanya menjadi penopang ekonomi, tetapi juga sektor padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Pada tahun 2022, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang sekitar 14,22 triliun rupiah atau sekitar 5,31 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bogor.
“Pentingnya sektor pertanian tidak dapat diabaikan, terutama sebagai penyedia lapangan kerja,” ujar Rudy Susmanto.
Menurutnya, pertumbuhan sektor pertanian mencapai 3,47 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seiring dengan peningkatan produktivitas padi pada tahun 2022. Produksi padi meningkat sebesar 5,17 persen, mencapai 299.894 ton.
Meskipun terjadi peningkatan produksi padi, Rudy Susmanto mencatat penurunan luas panen padi sebesar 2,48 persen dibandingkan dengan tahun 2021, mencapai 56.002 hektar.
“Dalam konteks ini, Pemkab perlu lebih aktif dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian untuk mencapai keseimbangan yang optimal,” tambah Rudy.
Selain fokus pada sektor pertanian, Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, mendorong pengembangan subsektor peternakan. Data BPS menunjukkan potensi besar dalam populasi unggas dan ternak besar di wilayah ini.
Pada tahun 2022, populasi unggas di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa ayam ras pedaging mendominasi dengan jumlah 27.163.199 ekor, diikuti ayam ras petelur sebanyak 9.200.787 ekor. Sementara itu, untuk ternak besar, populasi sapi potong mengalami penurunan signifikan menjadi 18.585 ekor, menurun sebesar 24,27 persen dibandingkan tahun 2021.
“Pengembangan subsektor peternakan ini menjadi penting dalam diversifikasi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kita harus memastikan bahwa sektor ini mendapatkan perhatian yang cukup,” kata Rudy Susmanto.
Penurunan jumlah ternak sapi potong, menurutnya, salah satunya disebabkan oleh wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Oleh karena itu, perlu langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan untuk memastikan keberlanjutan subsektor peternakan di Kabupaten Bogor,” tandas dia.