Ratusan Warga Gunungsindur Geruduk Tempat Peternakan Ayam : Keluarkan Bau Tak Sedap

kanalbogor.com-Ratusan warga di Desa Padurenan, Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor melakukan aksi protes di Gerbang perternakan ayam.

Menurut mereka keberadaan tempat ayam tersebut dianggap berdampak buruk untuk lingkungan dan kesehatan.

Mereka juga membawa spanduk dengan berbagai tulisan memprotes keberadaan ternak.

Koordinator aksi sekaligus anggota karang taruna Desa Pedurenan, Yoga Febriantala mengatakan, Warga meminta operasional ternak ditutup permanen. Sebab bau menyengat hingga banyaknya lalat yang berasal dari peternakan sangat mengganggu warga.

“Kita menolak terkait perpanjangan izin, baik itu bentuk izin lingkungan maupun izin usaha. Kita mengaspirasikan masyarakat disini untuk menutup kandang ternak yang sudah banyak sekali merugikan warga,”ujarnya, Kamis (25/1).

Baca Juga:  Angkot Tabrak Warung di Puncak : 1 Orang Luka

Yoga menyebut, ditempat ternak ayam itu menyebabkan polisi udara serta dipenuhi oleh lalat yang berdampak pada rumah warga.

“Banyak sekali keluhannya, mulai dari polusi udara, lalat yang sering datang ke rumah, setiap hari rumah-rumah warga itu penuh lalat yang datangnya dari ternak. Belum lagi bau menyengat dari kandang yang sangat mengganggu warga,”katanya.

Yoga menambahkan, keberadaan ternak ayam dalam skala besar harus jauh dari pemukiman. Sementara keberadaan ternak di Desa Pedurenan hanya sekitar 10 meter dengan pemukiman warga.

Baca Juga:  Awas Hoaks, Gempa Bumi 4,7 Magnitudo Bukan dari Gunung SalakĀ 

“Selain itu diatur juga kan dalam undang-undang, seharusnya jarak antara peternakan dan pemukiman. Kalau disini kan jarak dengan pemukiman warga itu hanya sekitar 10 meter dan posisinya berada di tengah pemukiman,”tambahnya.

Dia juga bercerita bahwa tempat peternakan ayam itu sudah berada berpuluh puluh tahun.

“Makanya hari ini masyarakat diwakili teman-teman yang ada disini ingin menyampaikan aspirasi bahwa kami ingin peternakan ini ditutup. Penderitaan warga disini sudah lama terjadi, ternak ini saja berdiri sejak 1984-an, bayangkan betapa lama warga tersiksa bau dan lalat,”tutupnya.

Baca Juga:  PHRI Sebut Libur Nataru di Kawasan Puncak Didominasi Wisatawan Jabotabek

Terpisah, Waka Polsek Gunungsindur AKP Lukito Sadoto mengatakan, dari hasil mediasi pihak perusahaan telah bersedia menutup operasional peternakan ayam tersebut.

“Namun untuk detailnya nanti pihak perusahaan akan mengajak perwakilan warga terdampak, musyawarah di kantor desa setempat,”pungkasnya.