kanalbogor.com – Wali Kota Bogro, Bima Arya mendatangi pusat perbelanjaan untuk memeriksa ketersediaan dan memantau harga beras di pasaran. Adapun dua pusat yang didatangi ialah Pasar Kebon Kembang dan Yogya Bogor Junction.
“Dari pantauan sementara di Pasar Anyar, emang naik beras ini (harga beras medium saat ini) Rp 16 ribu ya (per liter), dari normal biasa Rp 13 ribu,” kata Bima Arya didampingi Plt Direktur utama (Dirut) Perumda Pasar Pakuan Jaya, Agustian Syah.
Bima Arya menuturkan terjadi lonjakan harga beras selama tiga bulan terakhir secara bertahap.
“Jadi stoknya ada, sekarang harganya selama 4 hari ini stabil di Rp 16 ribu. Berharap bisa turun lagi seiring dengan ada panen lagi,” ujarnya.
Sehingga, Bima Arya menargetkan untuk meningkatkan distribusi beras dan ketersediaan sebelum bulan Ramadan.
“Karena (penyebabnya) tadi kalau saya ngobrol karena panennya terlambat jadwalnya. Karena musim kemarau agak
panjang, sehingga menanamnya telat, panennya juga telat. Begitu kira-kira. Jadi sejauh ini dari sini saya temukan penyebabnya. Faktor cuaca dan telat panen, El nino,” ujarnya.
Selain itu, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (Dinkukmdagin) Kota Bogor bekerjasama dengan Bulog juga melakukan operasi pasar yang sudah dilaksanakan di Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah.
“Jadi kita alokasikan beras. Kita minta khusus ke Kepala Bulog akan dilakukan operasi pasar untuk lebih membantu para konsumen mendapatkan harga lebih terjangkau, terutama di pasar tradisional,” katanya.
Sementara itu di Yogya Bogor Junction yang sempat terjadi kekosongan stok beras saat ini juga sudah kembali tersedia.
“Dilaporkan baru hari ini masuk, kemarin stoknya hilang juga selama beberapa hari, tapi saat ini sudah ada best premium. Besok akan di drop lagi dari bulog ya,” katanya.
Menurut Regional Manager Yogya area Bogor Jakarta, Endang Yudi, kenaikan harga beras dan keterbatasan ketersediaan beras disebabkan karena distribusi yang terhambat akibat telat panen yang disebabkan kemarau panjang.
“Dan itu pun kalau kita lihat hanya ada dua brand, anak raja sama topi koki, biasanya ada banyak brand dan sekarang yang ada hanya kemasan 5 kilogram, kalau biasanya ada kemasan 10 kilogram dan 20 kilogram juga ada,” katanya.
Saat ini, pihaknya sudah memesan 30 ton beras Bulog dan akan tiba 10 ton beras Bulog dengan kualitas medium pekan ini.
“Insya Allah minggu ini 10 ton, baru sisanya nyusul. Untuk beras premium saat ini harga sekarang kita jual ikut HET (Harga Eceran Tertinggi) pemerintah Rp 13.900 per kilogram. Di kemasan itu belakangnya ada tulisanya harga Rp 13.900 per kilogram,” ujarnya.
Karena ketersediaannya masih terbatas, pihak mal pun membatasi pembelian dengan hanya boleh satu kemasan dengan isi lima ilogram per konsumen untuk mencegah adanya trader.
“Karena kalau dibeli oleh trader nanti mereka jual lagi, kita nggak mau end user kita kehabisan barang. Karena memang sebelumnya sempat kosong satu dua hari,” ujarnya.
Terkait kebijakan pembatasan pembelian beras tersebut, Lia warga Kelurahan Katulampa mengungkapkan dirinya sudah berkeliling ke tiga mal untuk membeli beras dan kebijakan mal yang dikunjunginya pun sama yakni membatasi pembelian 1 kemasan satu konsumen.
“Saya sudah ke beberapa supermarket, di setiap supermarket cuma boleh beli 1 dibatasi hanya 5 kilogram. Saya satu rumah ada 5 orang, kan ini mau puasa juga, saya biasanya satu bulan 6 kantong isi 5 kilogram atau 30 kilogram” ujarnya.
Ia pun berharap ketersediaan beras kembali normal dan harga bisa kembali turun.